Pada Selasa, 26 November 2024, NATO dan Ukraina akan mengadakan pertemuan darurat setelah Rusia melancarkan serangan terhadap kota-kota utama dengan menggunakan rudal balistik hipersonik eksperimental. Konflik yang sudah berlangsung selama hampir 33 bulan semakin memburuk.

Menurut laporan dari Associated Press, Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menyatakan bahwa konflik ini telah memasuki fase krusial dan menunjukkan dimensi yang sangat dramatis.

Parlemen Ukraina terpaksa membatalkan sidang karena langkah-langkah keamanan yang lebih ketat setelah serangan Rusia pada hari Kamis terhadap fasilitas militer di kota Dnipro.

Dalam pidato yang disiarkan secara nasional, Presiden Vladimir Putin menyebutkan bahwa serangan rudal jarak menengah Oreshnik adalah respons tegas terhadap penggunaan rudal jarak jauh yang dipasok oleh AS dan Inggris kepada Kyiv, yang mampu menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia.

Putin menegaskan bahwa sistem pertahanan udara Barat tidak akan mampu menghadapi rudal baru ini.

Pejabat militer Ukraina mengungkapkan bahwa rudal yang menyerang Dnipro dapat mencapai kecepatan Mach 11 dan dilengkapi dengan enam hulu ledak non-nuklir, masing-masing melepaskan enam submunisi.

Dalam pertemuan dengan pejabat industri militer dan persenjataan pada Jumat, 22 November 2024, Putin mengumumkan bahwa produksi Oreshnik sedang diluncurkan.

“Tidak ada senjata seperti ini yang ada di dunia,” ujarnya dengan senyum tipis.

“Namun, ia menekankan, “kita sudah memiliki sistem ini sekarang, dan itu sangat penting.”

Putin menambahkan bahwa pengujian rudal akan terus dilakukan, “termasuk dalam situasi pertempuran, tergantung pada ancaman keamanan yang dihadapi Rusia,” sambil mencatat bahwa ada stok sistem tersebut yang siap digunakan.

Putin mengklaim bahwa meskipun bukan rudal antarbenua, kekuatan dari rudal ini sedemikian rupa sehingga penggunaan beberapa di antaranya dengan hulu ledak konvensional dalam satu serangan dapat menghasilkan dampak yang setara dengan serangan strategis atau nuklir.

Jenderal Sergei Karakayev, kepala Pasukan Rudal Strategis Rusia, menyatakan bahwa Oreshnik dapat menjangkau target di seluruh Eropa dan dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir atau konvensional, menegaskan klaim Putin bahwa dampak dari senjata konvensional dalam skala besar dapat sebanding dengan senjata nuklir.

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov tetap mempertahankan nada agresif Rusia, mengaitkan keputusan dan tindakan gegabah negara-negara Barat yang memasok senjata ke Ukraina sebagai pemicu serangan.

“Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbán, yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Kremlin di Uni Eropa, mendukung pernyataan Moskow. Ia menyebutkan bahwa penggunaan senjata yang dipasok oleh AS di Ukraina mungkin akan memicu keterlibatan langsung dari Amerika Serikat.

“Artikel Selanjutnya”

Uni Eropa Sebut Iran Pasok Rudal ke Rusia, AS Murka-Janji Beri Hukuman

Saksikan video di bawah ini: Video: Ancaman Putin! Rusia Akan Terus Luncurkan Rudal Oreshnik.